Minggu, 08 Januari 2012

KISAHKU

          Dua hari terakhir liburanku di villa di kampong ayahku, sama berlalu seperti biasa “mam, aku pergi ke danau ya ?” itulah kata yang terucap tiap pagi dari bibirku. Di danau ini lah satu-satunya tempat yang bisa membuat aku tenang dari berbagai macam masalah. Saat aku sedang memandang danau, 3orang lelaki yang bersepeda berhenti memperhatikanku dari jauh, namun ketika aku menoleh kearah mereka, mereka bergegas pergi seperti takut padaku. Sore pun tiba, aku berjalan pulang ke villa ternyata seorang lelaki yang tadi memperhatikanku didanau mengikutiku hingga di depan rumahku. “ssssssstttttttt, sssssttttttt !!!” caranya memanggilku karena tak tau namaku. “ya ?” jawabku mendekatinya. Ketika itu pun kami berkenalan dan janjian untuk pergi kedanau besok.

          Pagi ini Denis sudah menungguku di depan villa. Aku pun keluar dan langsung menuju danau bersamanya. “besok aku akan pergi ke Jakarta karena waktu liburanku telah habis” kataku tersinggah di bahu nya. “aku juga akan pergi ke Jakarta, sekolah disana, dan tinggal di rumah saudara ibuku” denis membalas perkataanku. Mendengar itu aku terbangun dari bahunya, tersenyum, senang, dan bahagia karena ternyata dia juga akan pergi ke Jakarta, namun dia tidak ingin memberitahukan alamat dimana dia tinggal dan sekolah nanti. “kalau kita berjodoh, kita pasti akan dipertemukan kembali” ucapnya mengusap rambutku. Entah mengapa aku merasa nyaman dengan lelaki yang baru ku kenal ini, aku takut terpisah dengannya.
          Hari ini saat sudah kembali bersekolah, aku merasa perasaanku seperti kehilangan seseorang. Aku takut kalau aku tidak akan bertemu lagi dengan denis. “denis, denis, denis, dimana kamu ? aku sayang sama kamu ?” itulah pertanyaan yang ku lontarkan dalam hati sambil menyusuri sudut sekolah. Tiba-tiba entah mimpi atau bukan lewatlah seorang lelaki dilapangan sekolah yang mirip dengan denis, aku pun langsung mendatanginya “denis ? kamu denis ? kamu yang kemarin denganku ?” Tanyaku penasaran. “iya, ini aku denis !!” jawabnya tersenyum padaku. Aku pun langsung memeluknya seakan tak ingin dia pergi lagi, lalu kami berjalan menuju taman sekolah. Dan saat itulah saat dimana dia mengungkapkan isi hatinya kepadaku “benar kan kataku, kalau kita berjodoh, kita pasti akan dipertemukan kembali, dan saat ini kita telah di pertemukan kembali dan aku mau bilang kalau aku cinta sama kamu, mau nggak kamu jadi orang yang aku cinta saat ini, besok, dan seterusnya ???” pertanyaannya sambil menatapku dalam. Mendengar itu aku sangat senang, aku hanya memberi jawaban dengan mengangguk  dan tersenyum lalu memeluknya.
          Dua bulan sudah aku dan dia menjalani kisah cinta ini. Namun, suatu saat aku mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan mataku tak dapat melihat lagi dan bisu secara permanen. Mulai saat itu aku putus asa, dan merasa sangat kecewa. Saat itu aku tak ingin didekati siapa pun, yang ku inginkan saat itu hanya satu, yaitu ke villa karena aku ingin menenangkan diriku di danau tempat ku bertemu dengan denis dulu. Sesampainya aku di villa, aku langsung menuju danau. Selama beberapa hari disana aku menyendiri dan meratapi takdirku tanpa gangguan siapapun. Ternyata denis datang menemuiku dan memelukku namun aku tidak ingin bertemu dengannya dan melepaskan pelukannya itu “sisi, sayang, jangan usir aku, kamu usir aku, aku datang lagi. Berhari-hari aku cari kamu, ternyata aku dapat kamu disini, aku sayang kamu” Ucap denis menangis melihat aku yang menangis berontak. Sekejap aku terdiam mendengar ucapannya, ternyata ia tulus mencintaiku, dia masih sayang padaku meskipun saat ini aku tidak dapat melihat dan bicara lagi padanya.
          Dia menemaniku setiap hari, meskipun aku tak dapat memberikannya kebahagiaan lagi. “senyummu saat ini adalah kebahagiaan selamanya untukku” kata denis sambil menyisiri rambutku. Saat itu lah aku tersenyum lagi untuknya, meskipun sebenarnya hatiku menangis menahan semua rasa sakit ini. Tanpa aku tau ternyata denis mengalami sakit yang sebenarnya sudah lama diderita nya, yaitu kanker otak, dan di prediksi dokter umurnya hanya kurang lebih seminggu. Sebelum waktunya ia pergi, ia memberikan matanya untukku, dan saat operasi berhasil aku pun dapat melihat lagi dan sekaligus dapat berbicara lagi. Namun, disaat aku dapat melihat dan berbicara seperti dulu lagi disaat itu juga aku harus kehilangan orang yang sangat ku sayang untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar